Dampak negatif televisi merujuk pada konsekuensi merugikan yang timbul dari konsumsi televisi yang berlebihan atau tidak bijak. Paparan televisi yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan fisik, perkembangan kognitif, perilaku sosial, dan kesejahteraan psikologis.
Salah satu dampak negatif televisi yang paling signifikan adalah penurunan aktivitas fisik. Televisi bersifat menetap dan cenderung membuat pemirsa menghabiskan waktu berjam-jam duduk diam. Hal ini dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, yang meningkatkan risiko penyakit kronis seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Selain itu, paparan televisi yang berlebihan dapat menyebabkan masalah mata seperti mata tegang, penglihatan kabur, dan bahkan kerusakan mata permanen.
Televisi juga dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif anak-anak. Studi telah menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu menonton televisi memiliki nilai akademis yang lebih rendah, rentang perhatian yang lebih pendek, dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih buruk. Hal ini karena televisi cenderung menyajikan informasi secara pasif, sehingga tidak mendorong pemikiran kritis dan interaksi aktif. Selain itu, konten kekerasan dan tidak pantas yang ditampilkan di televisi dapat membahayakan perkembangan emosional dan sosial anak-anak.
Perilaku sosial juga dapat dipengaruhi secara negatif oleh televisi. Paparan televisi yang berlebihan dapat menyebabkan isolasi sosial, karena orang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. Selain itu, televisi dapat mempromosikan nilai-nilai dan perilaku materialistis, yang dapat merusak hubungan dan menyebabkan perasaan tidak puas.